Kamis, 26 Mei 2016

PERENCANAAN STRATEGIS PARIWISATA

1.    Pendahuluan
Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk beristirahat sejenak dari kegiatan rutin yang biasa dilakukannya. Pada dasarnya Pariwisata merupakan sektor yang bergerak dalam pemberian pelayanan/service kepada para wisatawan. Di beberapa negara, pariwisata merupakan sektor yang sangat diperhitungkan karena memberikan banyak manfaat mulai dari ekonomi, sosial budaya dan teknologi.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan dan keindahan alam. Kekayaan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan negara, dan pariwisata. termasuk didalamnya, Keindahan alam dan kebudayaan yang merupakan aset berharga yang selama ini mampu menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang dan berkunjung ke Indonesia dapat menikmati keindahan alam maupun untuk mempelajari keanekaragaman kebudayaan bangsa Indonesia. Pariwisata sekarang ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai lapisan bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, sehingga dalam penanganannya harus dilakukan dengan serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata dapat lebih dikenal dan mampu menggerakkan para wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati tempat wisata (Soebagyo. 2012)
Dalam hal ini industri pariwisata telah berlomba-lomba menciptakan suatu produk pariwisata yang lebih bervariasi menyangkut pelestarian dari daya tarik wisata itu sendiri sesuai dengan tujuan pengembangan pariwisata yaitu untuk mengenalkan keindahan alam, buatan manusia, budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam. Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di Dunia memiliki keindahan alam yang luar biasa dan keanekaragaman budaya yang sangat beragam serta sikap toleransi yang tinggi menjadi modal utama dalam memajukan pariwisata. Sulawesi yang merupakan salah satu pulau besar di Indonesia memiliki enam (6) provinsi, salah satunya Sulawesi Selatan yang wilayahnya terdiri dari dataran rendah, pegunungan,dan pulau-pulau serta wilayah pesisir yang sangat panjang merupakan modal dalam pengembangan pariwisata salah satunya Kabupaten Maros.
Kabupaten Maros merupakan salah satu kabupaten tempat tujuan wisata di Provinsi Sulawesi Selatan antara lain UPTD Rekreasi Bantimurung, Rammang-rammang, Taman Pra-Sejarah (TPS) Leang-Leang. Lokasi dan obyek wisata di Kabupaten Maros cukup banyak, namun ketiga obyek wisata inilai yang memiliki jumlah pengunjung yang paling banyak dan merupakan sumber kontribusi bagi PAD. Selain menajdi salah satu daya tarik wisata andalan di Kabupaten Maros, Taman Pra-Sejarah Leang-Leang adalah Taman yang terbentuk secara alami dan mempunyai nilai sejarah didalamnya.
Berdasarkan fenomena tersebut akan dapat mempermudah dalam melakukan perencanaan strategis untuk pengembangan Daya Tarik Wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang.

2.    Kajian Pustaka
1.1  Melakukan Analisis Situasi dan Lingkungan
Analisis lingkungan adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi. Definisi lingkungan eksternal menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a.       Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan ( Williams. 2001:51 ).
b.      Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer ( Handoko. 1999:62 ).
Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh peneliti sebelum merancang dan merencanakan program. Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau publik yang terlibat, tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik, serta anggaran biaya yang diperlukan dalam melaksanakan program.
2.2  Mengembangkan Pernyataan Visi
 Pernyataan visi merupakan tahap pertama dalam perencanaan strategis. Pernyataan visi seringkali merupakan kalimat tunggal untuk menjawab ”Ingin menjadi apakah kita? Apa yang ingin kita capai?”. Visi organisasi menggambarkan posisi penting atau peluang besar yang mungkin diraih dimasa depan (Tripomo & Udan : 2005).  Namun peluang tersebut hanya akan bisa diraih dengan bekerja keras, sungguh-sungguh dan konsisten dalam jangka panjang. Visi perusahaan dapat memusatkan, mengarahkan, memotivasi, menyatukan, dan bahkan member inspirasi suatu bisnis untuk mencapai kinerja superior. Pekerjaan dari penyusunan strategi adalah mengindentifikasi dan meramalkan visi dengan jelas (Keane dalam David : 2006). Pernyataan visi yang jelas memberikan dasar untuk mengembangkan pernyataan misi yang komprehensif. Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan tentang pernyataan visi (Tripomo & Udan : 2005):
1.      Visi menunjukkan arah strategis
2.      Visi lebih menunjukkan apa yang ingin dicapai, bukan bagaimana cara mencapainya;
3.     Seperti pernyataan ’tujuan jangka panjang’, visi bisa berupa hasil akhir (misalnya besar         pendapatan dan keuntungan, besar pangsa pasar, dsb.), bisa juga berupa kemampuan             (misalnya mampu memproduksi biodi sel dengan oktan tinggi);
4.     Visidan goal berbeda dalam jangka waktu pencapaian. Goal adalah suatu langkah yang              harus dicapai dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai visi yang diinginkan;
 5.   Visi merupakan representasi dari keyakinan mengenai bagaimanakah seharusnya bentuk         organisasi perusahaan dimasa depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik, dan stakeholder lainnya. Selain untuk memacu arah organisasi, pernyataan visi yang baik seringkali mampu membangkitkan semangat, karena anggota organisasi merasa yakin bahwa organisasinya memiliki masadepan yang cerah.
2.3 Mendefinisikan Tujuan
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
2.4  Evaluasi Strategi Alternatif
Berikut beberapa alternatif strategi berdasarkan analisa daya tarik industri dan posisi bisnis suatu perusahaan menurut James W. Taylor dalam Sukristono (1992 : 361)
1.      Strategi Bertahan (Holding Strategy)
2.      Strategi Penetrasi (Penetration Strategy)
3.      Strategi Penguatan (Strengthening Strategy)
4.      Strategi Pengurangan (Harvesting Strategy)
5.      Strategi Pelepasan atau Penarikan (Divestment or Withdrawal Strategy)
2.5  Memilih dan Tentukan Strategi
Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk,  penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15. 2004). Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9. 1989).
2.6  Mengembangkan Implementasi Secara Tindakan
Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix.
2.7  Menyiapkan Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun ( Mulyadi. 2001:488).  Penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan peruhsaanuntukperiode yang akan dating ( Suptiyono. 1990:15).
2.8  Implementasi
Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”(Usman. 2002:70).
2.9  Mereview dan Mengeevaluasi Pelaksanaan
Evaluasi merupakan bagi anda system manajemenya itu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu “evaluation” yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily. 2000:220). Pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan” ( Yunanda. 2009 )
3    Pembahasan
3.1  Gambaran Umum Taman Pra-Sejarah Leang-Leang
Leang Leang, nama tempat yang satu ini mungkin sudah tidak asing bagi warga Makassar. Meski telah banyak tulisan mengenai tempat ini tetapi selalu saja banyak hal-hal yang menarik untuk ditulis dari tempat ini. Keindahannya unik dan sulit terlupakan. Salah satu hal yang membuatnya potensial menjadi tempat wisata populer adalah jarak tempuh yang dekat, hanya 1 jam dari makassar dan aksesibilitas yang cukup baik. Leang Leang terletak di dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di daerah Maros Pangkep. Pegunungan Karst yang sudah berumur ribuan tahun ini diakui sebagai kawasan karst terbesar kedua di dunia setelah Guangzhou di China. Meliputi area seluas 43.750 hektar, wilayah ini memiliki 286 goa dengan lebih dari 30 goa prasejarah. Selain itu juga ditemukan benda laut berupa karang yang menandakan bahwa gua tersebut pernah tenggelam dan dikelilingi oleh lautan. Taman Prasejarah Leang-Leang terletak sekitar 11 km dari di Kabupaten Maros. 
Dalam bahasa Makassar leang artinya goa. Serupa dengan kata liang yang artinya lubang. Hal yang menarik dari tempat ini adalah adanya lukisan-lukisan dinding pada goa-goa di Leang-Leang. Dari gambar-gambar pada dinding goa dan alat-alat yang ditemukan, kita bisa tahu seperti apa kehidupan manusia prasejarah. Salah satu gambar telapak tangan diperkirakan sebagai cap telapak tangan milik salah satu anggota suku yang telah mengikuti ritual potong jari. Ritual itu dilakukan sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekatnya.
3.2     Analisis Perencanaan Strategi
Perencanaan strategi (pemrograman) adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang. Hasil dari proses perencanaan strategi berupa dokumen yang dinamakan strategic plan (atau sering juga disebut program). Informasi tentang program meliputi beberapa tahunyang akan datang, biasanya meliputi tiga atau lima tahun. Dalam perusahaan yang berorientasi laba, setiap produk utama atau lini produk disebut sebagai program. Sedangkan dalam organisasi nirlaba, bentuk utama jasa organisasi yang ditawarkan merupakan suatu program.
Secara umum ada lima tugas manajemen strategik yang harus dilakukan oleh seorang manajer, yakni:
1.   Mengembangkan suatu konsep usaha dan membentuk visi kemana oorganisasi akan dijalankan.
2.   Menjadikan misi menjadi tujuan yang lebih spesifik.
3.   Membuat suatu strategi untuk mencapai kinerja yang ditargetkan.
4.   Implementasi dan pelaksanaan strategi yang dipilih secara efisien dan efektif.
5.   Evaluasi prestasi, mengkaji situasi dan melakukan penyesuaian dalam hal misi, tujuan, strategi atau implementasi sesuai dengan keadaan riil, perubahan kondisi, ide-ide baru dan kesempatan yang baru.
Hubungan Dengan Perumusan Strategi
Berikut ini perbedaan antara perencanaan strategi dan perumusan strategi:
1.    Perumusan strategi merupakan proses memutuskan atas suatu strategi baru, sementara perencaan strategi adalah proses memutuskan bagaimana mengimplementasikan strategi.
2.    Dalam proses perumusan strategi, manajemen memutuskan tujuan organisasi dan strategi utama untuk mencapai tujuan tersebut.
3.     Perencaan strategi merupakan kegiatan yang sistematis, dimana adanya proses perencanaan strategi tahunan dengan prosedur dan jadwal yang tersusun rapi.
  
3.3  Rincian Anggaran Biaya :
No
Nama
Unit
Harga/Unit
Jumlah
1
Sign Board
10
150.000
1.500.000
2
Tempat Sampah
25
125.000
3.125.000
3
Gazebo
5
5.000.000
25.000.000
4
Papan informasi
3
250.000
750.000
5
Lampu taman
40
475.000
19.000,000
6
Photografer
2
1.500,000
3.000,000
7
Pembuatan teenant penjualan souvenir
6
3.000.000
18.000.000
Jumlah
70.375,000
Ket: salah satu contoh Rincian Anggaran Biaya dalam Perencanaan Taman Pra-Sejarah Leang-Leang.
3.4  Dalam Prosedur Perencanaan Pariwisata
untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah di tentukan secara maksimal seperti yang diinginkan maka, perencanaan harus mangacu kepada proses-proses perencanaan yang dapat dijadikan sebagai prosedur pedoman dalam membuat perencanaan, yaitu sebagai berikut;
1.      Perlu adanya persiapan studi, pada tahap ini perlu menyiapkan perumusan TOR (Term of Refference) dan penetapan tim perencanaan di sesuaikan dengan keahlian yang dimiliki oleh setiap individu yang dilibatkan. Misalnya, ahli ekonomi, pemasaran, pariwisata, sosiologi, antropologi dll.
2.      Perlu penetapan objektive, menentukan tujuan pendahuluan untuk menjadi guideline dalam pencapaian tujuan ke depan yang diinginkan, sehingga dalam pelaksanaan program rencana tidak keluar dari koridor tujuan yang sudah ditetapkan.
3.      Survei. Survei dilakukan untuk mengumpulkan data baik kulitatif maupun kuantitatif yang berhubungan dengan lokasi, lingkungan alam (iklim topografi, lingkungan alam; iklim topografi, kehidupan liar dan vegetasi, area pantai dan bahari, geologi, ekologi, sistem ekologi, area sumberdaya alam), Sejarah yang berpengaruh, pola sosiokultural dan ekonomi, pola landuse, permukiman, dan kepemilikan tanah, serta survei terhadap elemen-elemen institusi yaitu menyangkut kebijakan pengembangan, perencanaan yang sudah ada, regulasi, struktur organisasi pemerintah dan kepariwisataan, kebijakan investasi, program pendidikan dan pelatihan.
4.      Analisis dan Sintesis dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan bentuk data yang diperoleh pada saat survei. Analisis dilakukan terhadap; (1) Proyeksi belanja wisatawan (analisis dampak ekonomi). (2) Analisis pasar & proyeksi wisatawan. (3) Proyeksi akomodasi dan fasilitas lain dibutuhkan (proyeksi kebutuhan SDM). (4) Proyeksi kebutuhan transportasi dan infrastruktur lain. (5) Analisis terpadu dan evaluasi kondisi fisik, sosial, &  ekonomi; objek dan daya tarik; daya dukung. (6) Identifikasi kesempatan dan masalah pengembangan pariwisata. (7) Kualitas dan dampak lingkungan oleh pariwisata. (8) Masalah dan manfaat sosial budaya oleh pariwisata. (9) Kesiapan kebijakan finansial dan ketersediaan modal. (10) Efektifitas struktur organisasi pariwisata. (11) Efektifitas atau kelengkapan peraturan dan perundangan pariwisata.
5.      Formulasi Kebijakan,  (pendekatan pembangunan untuk mengarahkan dalam menetapkan pengambilan keputusan ) dan rencana (struktur  bagian-bagian dalam satu sistem menyeluruh). Meliputi; (1) Kebijakan ekonomi. (2) Strategi pemasaran. (3) Pengembangan SDM. (4) Persiapan dan evaluasi alternatif pengembangan kebijakan & struktur rencana, berdasar analisis sosial, ekonomi, dan dampak lingkungan, serta efektifitas. (5) Umpan balik ke objektif dan proyeksi, dan modifikasi kebijakan dan rencana. (6) Kebijakan pengembangan/ konservasi lingkungan. (7) Kebijakan pengembangan sosial budaya. (8)Kebijakan pengembangan investasi. (9)Kebijakan pengembangan organisasi. (10) Kebijakan pengembangan peraturan dan perundangan
6.      Rekomendasi, meliputi; (1) Peningkatan & distribusi manfaat ekonomi. (2)Program promosi pariwisata. (3) Program pendidikan dan pelatihan. (4)Rencana terstruktur (pengembangan objek dan daya  tarik, rencana pengembangan wilayah pariwisata, rencana rute perjalanan wisata, rancangan pengembangan(6) Kontrol kualitas dan dampak lingkungan. (7) Ukuran-ukuran dampak sosial budaya & program konservasi. (8) Investasi, insentif, & sumber dana pengembangan projek. (9) Persaratan struktur organisasi pemerintah dan swasta. (10) Pengembangan baru atau modifikasi struktur peraturan dan perundang-undangan
7.      Implementasi dan monitoring. Tahap ini dilakukan sebagai tahap terakhir dalam proses perencanaan pariwisata. Tahapan yang harus dilakukan dalam implementasi dan monitoring ini adalah (1) mengkaji ulang rencana (2) penerapan rencana (3) penerapan peraturan dan perundangan (4) pengintegrasian dengan pembangunan sektor pemerintah dan swasta (5) penyesuaian rencana program seperti yang dibutuhkan (6) kaji ulang dan revisi periodik.

3.5 Peran Pemerintah dalam Pengembangan Daya Tarik Wisata
Taman Pra-Sejarah Leang-Leang adalah Taman Prasejarah yang terbentuk secara alamiah,  di Taman Prasejarah ini begitu banyak keunikan serta makna sejarah yang terkandung didalamnya, sehingga daya tarik wisata ini sangat perlu untuk dijaga dan dilestarikan, maka dari itu sentuhan tangan  pemerintah sangat dibutuhkan dalam pengembangan daya tarik wisata ini, namun  pada kenyataannya pemerintah sendiri masih kurang memperhatikan daya tarik wisata ini karena dalam pengembangannya masih terdapat banyak oknum yang belum sadar akan pentingnya suatu warisan alam yang telah kita dapatkan. Taman Prasejarah Leang-Leang yang dikelolah oleh Balai Pelestarian dan Cagar Budaya seharusnya dapat lebih bertanggung jawab dalam melestarikan Taman Prasejarah Leang-Leang sehingga wisata Taman Pra-Sejarah ini bisa lebih berkembang dan diminati oleh para wisatawan. Sebaiknya dalam pengembangan dan pemeliharaan wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang dikoordinasikan oleh Balai Pelestarian dan Cagar Budaya dengan Dinas pariwisata yang ada di kabupaten Maros sehingga pelestariannya bisa lebih terjaga.
3.6 Strategi  Pengembangan  dalam Perencanaan Pariwisata
Dengan melihat dan meninjau langsung situasi dan kondisi daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-leang tim peneliti berinovatif untuk membuat strategi pengembangan yang pastinya akan memiliki dampak yang positif bagi daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-leang, pemerintah ataupun masyarakat setempat. Dengan perencanaan yang tim peneliti akan kembangkan tentunya akan menjadi sebuah perencanaan dan strategi yang membutuhkan dukungan serta bantuan pemerintah dan tidak lepas juga dengan dukungan masyarakat setempat tentunya. Dengan perencanaan yang matang dan kemudian ditindak lanjuti oleh pergerakan pemerintah, kami yakin bahwa akan membawa dampak besar terhadap nilai jual terhadap daya tarik wisata taman Pra-Sejarah Leang-Leang dengan dibuatkannya sarana atau wadah perputaran ekonomi disekitaran wilayah daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang  yang berdampak untuk peningkatan ekonomi masyarakat setempat sekaligus menjadi tempat pembelian souvenir dan kenang-kenangan untuk para wisatawan yang berkunjung di wisata Taman Pra-sejarah Leang-Leang dan juga dibuatnya penambahan sarana gazebo di beberapa  tempat dan sign board  serta penambahan tempat sampah yang nantinya pasti akan berdampak pada tingkat kebersihan daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-leang sekaligus menjadi suatu kualitas dan nilai jual untuk para wisatawan. Dalam hal ini tim peneliti menjadikan promosi menjadi salah satu magnet yang nantinya akan menarik wisatawan untuk berkunjung tanpa merasa bosan karena adanya kegiatan yang tidak monoton dan sekaligus menambah tingkat keramaian daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang tanpa mengurangi sedikitpun nilai-nilai dan keaslian dari wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang.
4.   Penutup
Kesimpulan  
1.      Dengan adanya strategi perencanaan terhadap daya tarik wisata di Taman Pra-Sejarah Leang-Leang dapat disimpullkan bahwa strategi perencanaan berpengaruh besar terhadap pengembangan suatu daya tarik wisata dan menjadikan promosi menjadi salah satu magnet yang nantinya akan menarik wisatawan untuk berkunjung tanpa merasa bosan karena adanya kegiatan yang tidak monoton dan sekaligus menambah tingkat keramaian daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang tanpa mengurangi sedikitpun nilai-nilai an keaslian dari wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang
2.      Dalam pengembangan daya tarik wisata di Taman Pra-Sejarah Leang-Leang dapat disimpulkan bahwa kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap daya tarik wisata ini dikarenakan tidak adanya koordinasi atau kerjasama yang terjalinantara pihak yang mengelola (Balai Pelerstarian dan Cagar Budaya) dengan pihak pemerintah Kabupaten Maros (Dinas Pariwisata) yang tentunya akan berpengaruh dalam pengembangan daya tarik wisata, seperti tempat sampah yang tidak disediakan oleh pihak pemerintah disebabkan masih adanya elemen-elemen tertentu yang belum sadar akan pentingnya pariwisata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pemerintah terkhusus Dinas Pariwisata seolah-olah nama yang hanya menjadi formalitas dalam dunia pariwisata, tetapi tidak ada hasil sama sekali.
Saran              :
1.      Sebaiknya dalam pengembagan daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang strategi perencanaan harus terlebih dahulu dipikrkan jauh sebelum tahap pelaksanaan dan lebih memikirkan dampak-dampka dari setiap strategi yang akan dilakukan, sehingga tidak akan ada kesalahan dalam pelaksanaannya
2.      Demi meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan di daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang , sebaiknya balai pelestarian dan Cagar Budaya dengan Dinas Pariwisata yang ada di Kabupaten Maros saling berkoordinasi terhadap pengembangan dan pemeliharaan woisata Taman Pra-Sejarah Leang-leang sehingga pelestariannya bias lebih terjaga

DAFTAR PUSTAKA
Pariwisata, Keadaan pariwisata saat ini. Diunduh pada tanggal 6 Mei 2016 pukul 08.20 melalui http://dimasyoga91.blogspot.co.id/2012/12/keadaan-pariwisata-di-indonesia.html  
Kabupaten Maros, Potensi pariwisata kabupaten Maros. Diunduh pada tanggal 7 Mei 2016 melalui...http://maroskab.go.id/potensi-pariwisata
Kabupaten Maros, Selayang pandang taman prasejarah leang-leang. Diunduh pada tanggal 7 Mei 2016 pukul 1040 melalui http://remaja98.blogspot.co.id/2013/04/wisata-maros.html
Soebagyo. 2012. Tourism
David, 2004. Memilih dan Tentukan Strategi.Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 16.00 melalui  http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html.
Echols. Dan Shadily. 2002. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 16.50 melalui http://fahmiagus.blogspot.co.id/2013/12/evaluasi.html
Mulyadi. 2001. Menyiapkan Anggaran. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 16.20 melalui http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/01/penganggaran-definisi-fungsi-manfaat.html
Sukristono. 1992. Evaluasi Strategi Alternatif. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 15.55 melalui  http://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/7679-alternatif-alternatif-strategi.html  
Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 17.00 melalui http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=142726
 Tripomo, T. dan Udan. 2005.  Manajemen Strategi.  Penerbit Rekayasa`sain.  Hal 54-65
Usman. Nurdin. 2002. Implementasi Berbasis Kurikulum. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 16.30 melalui http://www.gurupendidikan.com/9-pengertian-implementasi-menurut-para-ahli/
Williams. 2001. Pengertian Lingkungan Eksternal. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 15.50  melalui  http://adeelive.blogspot.co.id/2012/03/manajemen-dan-lingkungan-eksternal.html

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar