1.
Pendahuluan
Pariwisata merupakan kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
beristirahat sejenak dari kegiatan rutin yang biasa dilakukannya. Pada dasarnya
Pariwisata merupakan sektor yang bergerak dalam pemberian
pelayanan/service kepada para wisatawan. Di beberapa negara, pariwisata
merupakan sektor yang sangat diperhitungkan karena memberikan banyak manfaat
mulai dari ekonomi, sosial budaya dan teknologi.
Indonesia merupakan negara kepulauan
yang memiliki kekayaan dan keindahan alam. Kekayaan tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pendapatan negara, dan pariwisata. termasuk didalamnya,
Keindahan alam dan kebudayaan yang merupakan aset berharga yang selama ini
mampu menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang dan
berkunjung ke Indonesia dapat menikmati keindahan alam maupun untuk mempelajari
keanekaragaman kebudayaan bangsa Indonesia. Pariwisata sekarang ini telah
menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai lapisan bukan hanya untuk
kalangan tertentu saja, sehingga dalam penanganannya harus dilakukan dengan
serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu untuk mencapai semua
tujuan pengembangan pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik
wisata dapat lebih dikenal dan mampu menggerakkan para wisatawan untuk
mengunjungi dan menikmati tempat wisata (Soebagyo. 2012)
Dalam hal ini industri pariwisata telah
berlomba-lomba menciptakan suatu produk pariwisata yang lebih bervariasi
menyangkut pelestarian dari daya tarik wisata itu sendiri sesuai dengan tujuan
pengembangan pariwisata yaitu untuk mengenalkan keindahan alam, buatan manusia,
budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam. Menurut Undang-undang
Kepariwisataan No. 10 tahun 2009.
Indonesia sebagai negara kepulauan
terbesar di Dunia memiliki keindahan alam yang luar biasa dan keanekaragaman
budaya yang sangat beragam serta sikap toleransi yang tinggi menjadi modal
utama dalam memajukan pariwisata. Sulawesi yang merupakan salah satu pulau besar
di Indonesia memiliki enam (6) provinsi, salah satunya Sulawesi Selatan yang
wilayahnya terdiri dari dataran rendah, pegunungan,dan pulau-pulau serta
wilayah pesisir yang sangat panjang merupakan modal dalam pengembangan
pariwisata salah satunya Kabupaten Maros.
Kabupaten Maros merupakan salah satu
kabupaten tempat tujuan wisata di Provinsi Sulawesi Selatan antara lain UPTD
Rekreasi Bantimurung, Rammang-rammang, Taman Pra-Sejarah (TPS) Leang-Leang.
Lokasi dan obyek wisata di Kabupaten Maros cukup banyak, namun ketiga obyek
wisata inilai yang memiliki jumlah pengunjung yang paling banyak dan merupakan
sumber kontribusi bagi PAD. Selain menajdi salah satu daya tarik wisata andalan
di Kabupaten Maros, Taman Pra-Sejarah Leang-Leang adalah Taman yang terbentuk
secara alami dan mempunyai nilai sejarah didalamnya.
Berdasarkan fenomena tersebut akan
dapat mempermudah dalam melakukan perencanaan strategis untuk pengembangan Daya
Tarik Wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang.
2. Kajian
Pustaka
1.1 Melakukan Analisis
Situasi dan Lingkungan
Analisis lingkungan adalah suatu
lingkungan dalam lingkungan eksternal yang menyusun faktor-faktor yang memiliki
ruang lingkup luas. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit implikasi langsung
bagi pengaturan suatu organisasi. Definisi lingkungan eksternal menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan
eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki potensi untuk
mempengaruhi perusahaan ( Williams. 2001:51 ).
b. Lingkungan
eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak
dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer (
Handoko. 1999:62 ).
Analisis situasi merupakan tahap
pengumpulan data yang ditempuh peneliti sebelum merancang
dan merencanakan program. Analisis situasi bertujuan untuk
mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak
atau publik yang terlibat, tindakan dan strategi yang akan
diambil, taktik, serta anggaran biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan program.
2.2 Mengembangkan Pernyataan
Visi
Pernyataan visi merupakan tahap
pertama dalam perencanaan strategis. Pernyataan visi seringkali merupakan
kalimat tunggal untuk menjawab ”Ingin menjadi apakah kita? Apa yang ingin kita
capai?”. Visi organisasi menggambarkan posisi penting atau peluang besar yang
mungkin diraih dimasa depan (Tripomo & Udan : 2005). Namun peluang
tersebut hanya akan bisa diraih dengan bekerja keras, sungguh-sungguh dan
konsisten dalam jangka panjang. Visi perusahaan dapat memusatkan, mengarahkan,
memotivasi, menyatukan, dan bahkan member inspirasi suatu bisnis untuk mencapai
kinerja superior. Pekerjaan dari penyusunan strategi adalah mengindentifikasi
dan meramalkan visi dengan jelas (Keane dalam David : 2006). Pernyataan visi
yang jelas memberikan dasar untuk mengembangkan pernyataan misi yang
komprehensif. Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan tentang pernyataan
visi (Tripomo & Udan : 2005):
1. Visi
menunjukkan arah strategis
2. Visi
lebih menunjukkan apa yang ingin dicapai, bukan bagaimana cara mencapainya;
3. Seperti pernyataan ’tujuan jangka
panjang’, visi bisa berupa hasil akhir (misalnya besar
pendapatan dan keuntungan, besar pangsa pasar, dsb.), bisa juga berupa
kemampuan (misalnya mampu memproduksi
biodi sel dengan oktan tinggi);
4.
Visidan goal berbeda dalam jangka waktu pencapaian. Goal adalah
suatu langkah yang harus
dicapai dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai visi yang diinginkan;
5.
Visi merupakan representasi dari keyakinan mengenai bagaimanakah
seharusnya bentuk organisasi perusahaan dimasa
depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik, dan stakeholder lainnya.
Selain untuk memacu arah organisasi, pernyataan visi yang baik seringkali mampu
membangkitkan semangat, karena anggota organisasi merasa yakin bahwa
organisasinya memiliki masadepan yang cerah.
2.3 Mendefinisikan Tujuan
Perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan
dapat berjalan.
2.4 Evaluasi Strategi
Alternatif
Berikut beberapa alternatif strategi
berdasarkan analisa daya tarik industri dan posisi bisnis suatu perusahaan
menurut James W. Taylor dalam Sukristono (1992 : 361)
1. Strategi
Bertahan (Holding Strategy)
2. Strategi
Penetrasi (Penetration Strategy)
3. Strategi
Penguatan (Strengthening Strategy)
4. Strategi
Pengurangan (Harvesting Strategy)
5. Strategi
Pelepasan atau Penarikan (Divestment or Withdrawal Strategy)
2.5 Memilih dan Tentukan
Strategi
Definisi strategi adalah cara untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan
geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi
pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David,
p.15. 2004). Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan
berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan
tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck
dan Jauch, p.9. 1989).
2.6 Mengembangkan
Implementasi Secara Tindakan
Impelentasi adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap
fix.
2.7 Menyiapkan Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja
yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan
satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun ( Mulyadi.
2001:488). Penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang
dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan peruhsaanuntukperiode
yang akan dating ( Suptiyono. 1990:15).
2.8 Implementasi
Implementasi adalah bermuara pada
aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.Implementasi
bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
mencapai tujuan kegiatan”(Usman. 2002:70).
2.9 Mereview dan
Mengeevaluasi Pelaksanaan
Evaluasi merupakan bagi anda system
manajemenya itu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi
tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah
menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata
serapan dari bahasa Inggris yaitu “evaluation” yang berarti penilaian
atau penaksiran (Echols dan Shadily. 2000:220). Pengertian istilah “evaluasi
merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan
menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan” ( Yunanda. 2009 )
3 Pembahasan
3.1 Gambaran Umum Taman
Pra-Sejarah Leang-Leang
Leang Leang, nama tempat yang satu ini
mungkin sudah tidak asing bagi warga Makassar. Meski telah banyak tulisan
mengenai tempat ini tetapi selalu saja banyak hal-hal yang menarik untuk
ditulis dari tempat ini. Keindahannya unik dan sulit terlupakan. Salah satu hal
yang membuatnya potensial menjadi tempat wisata populer adalah jarak tempuh
yang dekat, hanya 1 jam dari makassar dan aksesibilitas yang cukup baik. Leang
Leang terletak di dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di
daerah Maros Pangkep. Pegunungan Karst yang sudah berumur ribuan tahun ini
diakui sebagai kawasan karst terbesar kedua di dunia setelah Guangzhou di
China. Meliputi area seluas 43.750 hektar, wilayah ini memiliki 286 goa dengan
lebih dari 30 goa prasejarah. Selain itu juga ditemukan benda laut berupa
karang yang menandakan bahwa gua tersebut pernah tenggelam dan dikelilingi oleh
lautan. Taman Prasejarah Leang-Leang terletak sekitar 11 km dari
di Kabupaten Maros.
Dalam bahasa Makassar leang artinya
goa. Serupa dengan kata liang yang artinya lubang. Hal yang menarik dari tempat
ini adalah adanya lukisan-lukisan dinding pada goa-goa di Leang-Leang. Dari
gambar-gambar pada dinding goa dan alat-alat yang ditemukan, kita bisa tahu
seperti apa kehidupan manusia prasejarah. Salah satu gambar telapak tangan
diperkirakan sebagai cap telapak tangan milik salah satu anggota suku yang
telah mengikuti ritual potong jari. Ritual itu dilakukan sebagai tanda berduka
atas kematian orang terdekatnya.
3.2 Analisis
Perencanaan Strategi
Perencanaan strategi (pemrograman)
adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu
organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya
yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun
yang akan datang. Hasil dari proses perencanaan strategi berupa dokumen yang
dinamakan strategic plan (atau sering juga disebut program).
Informasi tentang program meliputi beberapa tahunyang akan datang, biasanya
meliputi tiga atau lima tahun. Dalam perusahaan yang berorientasi laba, setiap
produk utama atau lini produk disebut sebagai program. Sedangkan dalam
organisasi nirlaba, bentuk utama jasa organisasi yang ditawarkan merupakan
suatu program.
Secara umum ada lima tugas manajemen
strategik yang harus dilakukan oleh seorang manajer, yakni:
1. Mengembangkan
suatu konsep usaha dan membentuk visi kemana oorganisasi akan dijalankan.
2. Menjadikan
misi menjadi tujuan yang lebih spesifik.
3. Membuat
suatu strategi untuk mencapai kinerja yang ditargetkan.
4. Implementasi
dan pelaksanaan strategi yang dipilih secara efisien dan efektif.
5. Evaluasi
prestasi, mengkaji situasi dan melakukan penyesuaian dalam hal misi, tujuan,
strategi atau implementasi sesuai dengan keadaan riil, perubahan kondisi, ide-ide
baru dan kesempatan yang baru.
Hubungan
Dengan Perumusan Strategi
Berikut ini perbedaan antara
perencanaan strategi dan perumusan strategi:
1. Perumusan
strategi merupakan proses memutuskan atas suatu strategi baru, sementara
perencaan strategi adalah proses memutuskan bagaimana mengimplementasikan
strategi.
2. Dalam
proses perumusan strategi, manajemen memutuskan tujuan organisasi dan strategi
utama untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Perencaan
strategi merupakan kegiatan yang sistematis, dimana adanya proses perencanaan
strategi tahunan dengan prosedur dan jadwal yang tersusun rapi.
3.3 Rincian Anggaran Biaya :
No
|
Nama
|
Unit
|
Harga/Unit
|
Jumlah
|
1
|
Sign Board
|
10
|
150.000
|
1.500.000
|
2
|
Tempat Sampah
|
25
|
125.000
|
3.125.000
|
3
|
Gazebo
|
5
|
5.000.000
|
25.000.000
|
4
|
Papan informasi
|
3
|
250.000
|
750.000
|
5
|
Lampu taman
|
40
|
475.000
|
19.000,000
|
6
|
Photografer
|
2
|
1.500,000
|
3.000,000
|
7
|
Pembuatan teenant penjualan souvenir
|
6
|
3.000.000
|
18.000.000
|
Jumlah
|
70.375,000
|
Ket: salah satu contoh Rincian Anggaran
Biaya dalam Perencanaan Taman Pra-Sejarah Leang-Leang.
3.4 Dalam Prosedur
Perencanaan Pariwisata
untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran
yang telah di tentukan secara maksimal seperti yang diinginkan maka,
perencanaan harus mangacu kepada proses-proses perencanaan yang dapat dijadikan
sebagai prosedur pedoman dalam membuat perencanaan, yaitu sebagai berikut;
1. Perlu
adanya persiapan studi, pada tahap ini perlu menyiapkan perumusan TOR (Term of
Refference) dan penetapan tim perencanaan di sesuaikan dengan keahlian yang
dimiliki oleh setiap individu yang dilibatkan. Misalnya, ahli ekonomi, pemasaran,
pariwisata, sosiologi, antropologi dll.
2. Perlu
penetapan objektive, menentukan tujuan pendahuluan untuk menjadi guideline
dalam pencapaian tujuan ke depan yang diinginkan, sehingga dalam pelaksanaan
program rencana tidak keluar dari koridor tujuan yang sudah ditetapkan.
3. Survei.
Survei dilakukan untuk mengumpulkan data baik kulitatif maupun kuantitatif yang
berhubungan dengan lokasi, lingkungan alam (iklim topografi, lingkungan alam;
iklim topografi, kehidupan liar dan vegetasi, area pantai dan bahari, geologi,
ekologi, sistem ekologi, area sumberdaya alam), Sejarah yang berpengaruh,
pola sosiokultural dan ekonomi, pola landuse, permukiman, dan kepemilikan
tanah, serta survei terhadap elemen-elemen institusi yaitu menyangkut kebijakan
pengembangan, perencanaan yang sudah ada, regulasi, struktur organisasi
pemerintah dan kepariwisataan, kebijakan investasi, program pendidikan dan
pelatihan.
4. Analisis
dan Sintesis dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan bentuk data
yang diperoleh pada saat survei. Analisis dilakukan terhadap; (1) Proyeksi
belanja wisatawan (analisis dampak ekonomi). (2) Analisis pasar & proyeksi
wisatawan. (3) Proyeksi akomodasi dan fasilitas lain dibutuhkan (proyeksi
kebutuhan SDM). (4) Proyeksi kebutuhan transportasi dan infrastruktur lain. (5)
Analisis terpadu dan evaluasi kondisi fisik, sosial, & ekonomi; objek
dan daya tarik; daya dukung. (6) Identifikasi kesempatan dan masalah
pengembangan pariwisata. (7) Kualitas dan dampak lingkungan oleh pariwisata.
(8) Masalah dan manfaat sosial budaya oleh pariwisata. (9) Kesiapan kebijakan
finansial dan ketersediaan modal. (10) Efektifitas struktur organisasi
pariwisata. (11) Efektifitas atau kelengkapan peraturan dan perundangan
pariwisata.
5. Formulasi
Kebijakan, (pendekatan pembangunan untuk mengarahkan dalam menetapkan
pengambilan keputusan ) dan rencana (struktur
bagian-bagian dalam satu sistem menyeluruh). Meliputi; (1) Kebijakan ekonomi.
(2) Strategi pemasaran. (3) Pengembangan SDM. (4) Persiapan dan evaluasi
alternatif pengembangan kebijakan & struktur rencana, berdasar analisis
sosial, ekonomi, dan dampak lingkungan, serta efektifitas. (5) Umpan balik
ke objektif dan proyeksi, dan modifikasi kebijakan dan rencana. (6) Kebijakan
pengembangan/ konservasi lingkungan. (7) Kebijakan pengembangan sosial budaya.
(8)Kebijakan pengembangan investasi. (9)Kebijakan pengembangan organisasi. (10)
Kebijakan pengembangan peraturan dan perundangan
6. Rekomendasi,
meliputi; (1) Peningkatan & distribusi manfaat ekonomi. (2)Program
promosi pariwisata. (3) Program pendidikan dan pelatihan. (4)Rencana
terstruktur (pengembangan objek dan daya tarik, rencana pengembangan
wilayah pariwisata, rencana rute perjalanan wisata, rancangan pengembangan(6)
Kontrol kualitas dan dampak lingkungan. (7) Ukuran-ukuran dampak sosial budaya
& program konservasi. (8) Investasi, insentif, & sumber dana
pengembangan projek. (9) Persaratan struktur organisasi pemerintah dan swasta.
(10) Pengembangan baru atau modifikasi struktur peraturan dan
perundang-undangan
7. Implementasi
dan monitoring. Tahap ini dilakukan sebagai tahap terakhir dalam proses
perencanaan pariwisata. Tahapan yang harus dilakukan dalam implementasi dan
monitoring ini adalah (1) mengkaji ulang rencana (2) penerapan rencana (3)
penerapan peraturan dan perundangan (4) pengintegrasian dengan pembangunan
sektor pemerintah dan swasta (5) penyesuaian rencana program seperti yang
dibutuhkan (6) kaji ulang dan revisi periodik.
3.5 Peran Pemerintah dalam
Pengembangan Daya Tarik Wisata
Taman Pra-Sejarah Leang-Leang adalah
Taman Prasejarah yang terbentuk secara alamiah, di Taman Prasejarah ini
begitu banyak keunikan serta makna sejarah yang terkandung didalamnya, sehingga
daya tarik wisata ini sangat perlu untuk dijaga dan dilestarikan, maka dari itu
sentuhan tangan pemerintah sangat dibutuhkan dalam pengembangan daya
tarik wisata ini, namun pada kenyataannya pemerintah sendiri masih kurang
memperhatikan daya tarik wisata ini karena dalam pengembangannya masih terdapat
banyak oknum yang belum sadar akan pentingnya suatu warisan alam yang telah
kita dapatkan. Taman Prasejarah Leang-Leang yang dikelolah oleh Balai
Pelestarian dan Cagar Budaya seharusnya dapat lebih bertanggung jawab dalam
melestarikan Taman Prasejarah Leang-Leang sehingga wisata Taman Pra-Sejarah ini
bisa lebih berkembang dan diminati oleh para wisatawan. Sebaiknya dalam
pengembangan dan pemeliharaan wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang
dikoordinasikan oleh Balai Pelestarian dan Cagar Budaya dengan Dinas pariwisata
yang ada di kabupaten Maros sehingga pelestariannya bisa lebih terjaga.
3.6 Strategi
Pengembangan dalam Perencanaan Pariwisata
Dengan melihat dan meninjau langsung
situasi dan kondisi daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-leang tim
peneliti berinovatif untuk membuat strategi pengembangan yang pastinya akan
memiliki dampak yang positif bagi daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah
Leang-leang, pemerintah ataupun masyarakat setempat. Dengan perencanaan yang
tim peneliti akan kembangkan tentunya akan menjadi sebuah perencanaan dan
strategi yang membutuhkan dukungan serta bantuan pemerintah dan tidak lepas
juga dengan dukungan masyarakat setempat tentunya. Dengan perencanaan yang
matang dan kemudian ditindak lanjuti oleh pergerakan pemerintah, kami yakin bahwa
akan membawa dampak besar terhadap nilai jual terhadap daya tarik wisata taman
Pra-Sejarah Leang-Leang dengan dibuatkannya sarana atau wadah perputaran
ekonomi disekitaran wilayah daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang
yang berdampak untuk peningkatan ekonomi masyarakat setempat sekaligus
menjadi tempat pembelian souvenir dan kenang-kenangan untuk para wisatawan yang
berkunjung di wisata Taman Pra-sejarah Leang-Leang dan juga dibuatnya
penambahan sarana gazebo di beberapa tempat dan sign board serta
penambahan tempat sampah yang nantinya pasti akan berdampak pada
tingkat kebersihan daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-leang sekaligus
menjadi suatu kualitas dan nilai jual untuk para wisatawan. Dalam hal ini tim
peneliti menjadikan promosi menjadi salah satu magnet yang nantinya akan
menarik wisatawan untuk berkunjung tanpa merasa bosan karena adanya kegiatan
yang tidak monoton dan sekaligus menambah tingkat keramaian daya tarik wisata
Taman Pra-Sejarah Leang-Leang tanpa mengurangi sedikitpun nilai-nilai dan
keaslian dari wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang.
4. Penutup
Kesimpulan
1. Dengan
adanya strategi perencanaan terhadap daya tarik wisata di Taman Pra-Sejarah
Leang-Leang dapat disimpullkan bahwa strategi perencanaan berpengaruh besar
terhadap pengembangan suatu daya tarik wisata dan menjadikan promosi menjadi
salah satu magnet yang nantinya akan menarik wisatawan untuk berkunjung tanpa
merasa bosan karena adanya kegiatan yang tidak monoton dan sekaligus menambah
tingkat keramaian daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang tanpa
mengurangi sedikitpun nilai-nilai an keaslian dari wisata Taman Pra-Sejarah
Leang-Leang
2. Dalam
pengembangan daya tarik wisata di Taman Pra-Sejarah Leang-Leang dapat
disimpulkan bahwa kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap daya tarik
wisata ini dikarenakan tidak adanya koordinasi atau kerjasama yang
terjalinantara pihak yang mengelola (Balai Pelerstarian dan Cagar Budaya)
dengan pihak pemerintah Kabupaten Maros (Dinas Pariwisata) yang tentunya akan
berpengaruh dalam pengembangan daya tarik wisata, seperti tempat sampah yang
tidak disediakan oleh pihak pemerintah disebabkan masih adanya elemen-elemen
tertentu yang belum sadar akan pentingnya pariwisata dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga pemerintah terkhusus Dinas Pariwisata seolah-olah nama
yang hanya menjadi formalitas dalam dunia pariwisata, tetapi tidak ada hasil
sama sekali.
Saran
:
1. Sebaiknya
dalam pengembagan daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah Leang-Leang strategi
perencanaan harus terlebih dahulu dipikrkan jauh sebelum tahap pelaksanaan dan
lebih memikirkan dampak-dampka dari setiap strategi yang akan dilakukan,
sehingga tidak akan ada kesalahan dalam pelaksanaannya
2. Demi
meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan di daya tarik wisata Taman Pra-Sejarah
Leang-Leang , sebaiknya balai pelestarian dan Cagar Budaya dengan Dinas
Pariwisata yang ada di Kabupaten Maros saling berkoordinasi terhadap
pengembangan dan pemeliharaan woisata Taman Pra-Sejarah Leang-leang sehingga
pelestariannya bias lebih terjaga
DAFTAR PUSTAKA
Pariwisata, Keadaan pariwisata saat ini.
Diunduh pada tanggal 6 Mei 2016 pukul 08.20 melalui http://dimasyoga91.blogspot.co.id/2012/12/keadaan-pariwisata-di-indonesia.html
Kabupaten Maros, Potensi pariwisata kabupaten Maros.
Diunduh pada tanggal 7 Mei 2016 melalui...http://maroskab.go.id/potensi-pariwisata
Kabupaten Maros, Selayang pandang taman
prasejarah leang-leang. Diunduh pada tanggal 7 Mei 2016 pukul 1040 melalui http://remaja98.blogspot.co.id/2013/04/wisata-maros.html
Soebagyo. 2012. Tourism
David,
2004. Memilih dan Tentukan Strategi.Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul
16.00 melalui http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html.
Echols.
Dan Shadily. 2002. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 16.50 melalui http://fahmiagus.blogspot.co.id/2013/12/evaluasi.html
Mulyadi.
2001. Menyiapkan Anggaran. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 16.20 melalui
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/01/penganggaran-definisi-fungsi-manfaat.html
Sukristono.
1992. Evaluasi Strategi Alternatif. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul
15.55 melalui http://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/7679-alternatif-alternatif-strategi.html
Sugiyono.
2009. Metodologi Penelitian. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 17.00
melalui http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=142726
Tripomo, T. dan Udan. 2005.
Manajemen Strategi. Penerbit Rekayasa`sain. Hal 54-65
Usman.
Nurdin. 2002. Implementasi Berbasis Kurikulum. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016
pukul 16.30 melalui http://www.gurupendidikan.com/9-pengertian-implementasi-menurut-para-ahli/
Williams. 2001. Pengertian Lingkungan
Eksternal. Diunduh pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 15.50 melalui
http://adeelive.blogspot.co.id/2012/03/manajemen-dan-lingkungan-eksternal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar